Sebelum membaca lebih jauh, semoga Anda tidak terprovokasi dengan
judul yang saya buat. Karena ketika membaca judul di atas yang muncul di benak
Anda adalah seorang umat islam yang sedang mengalami stress, depresi, atau
bahkan gangguan jiwa seperti orang yang sedang mengidap penyakit
schizophrenia. Melainkan tulisan ini
adalah tips sederhana bagi seorang muslim ketika sedang mengalami kejenuhan
atau tekanan sehingga tidak sampai pada depresi. Oleh karena itu sebaikanya
Anda melanjutkan membaca tulisan sederhana ini hingga selesai dan tidak
berhenti di paragraf ini.
Manusia pada umumnya pasti mengalami kejenuhan dalam rangkaian
aktivitas sehari-hari yang ia kerjakan. Jenuh dalam artian ia mengalami
kebosanan dengan rutinitas yang itu-itu saja atau jenuh dalam artian tekanan
pekerjaan yang semakin hari semakin terasa berat. Sebagai contoh sederhana seorang guru
misalanya. Setiap hari ia berangkat kerja di pagi hari sebelum pelajaran
dimulai, kemudian mengajar anak-anak di sekolah. Siang hari setelah selesai
mengajar ia kembali ke rumah. Aktivitas itu dilakukan setiap hari, shingga
tidak menutup kemungkinan ada saatnya ia akan jenuh atau bosan dengan pekerjaan
yang ia lakukan.
Terkadang ia mendapat tambahan tugas sehingga harus lembur. Syukur jika pekerjaan itu bisa dikerjakan di sekolah,
sehingga ketika pulang pikiran pun terasa plong.
Jika tidak selesai maka rumah
dianggap tempat terbaik untuk mengerjakan kerjaan kantor karena bisa ditemani
oleh keluarga. Meski tidak selamanya seperti itu, karena banyak juga orang yang
ingin mengerjakan pekerjaan kantor di rumah, ternyata ketika tiba di rumah,
kerjaan tersebut tidak digubris sedikitpun. Hal ini tentu akan mengakibatkan
pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi menumpuk dan semakin menumpuk.
Di sinilah saatnya di mana tumpukan pekerjaan itu menyebabkan kita
menjadi merassa tertekan (stress) bahkan bisa mengakibatkan depresi. Karena itu
menurut hemat saya, semua urusan pekerjaan hendaknya tidak dibawa ke rumah,
jangan pulang sebelum semua pekerjaan kantor selesai. Demikian sebalikinya,
urusan keluarga tidak perlu dibawa ke kantor sehingga dapat mengurangi
konsentrasi dan kinerja ketika kita sedang bekerja.
Saya kira keadaan seperti contoh di atas hampir terjadi pada setiap
diri manusia. Sehingga mereka berusaha menghilangkan rasa jenuh dan stress
tersebut dengan berbagai cara. Hampir setiap orang memiliki cara-cara yang
berbeda dalam “melampiaskan” kejenuhan ini.
ada yang melampaskannya dengan cara yang baik dan ada yang
melampiaskannya dengan cara yang buruk. Di sini lah titik tekan tulisan ini. Bagaimana
seharusnya seorang muslim dalam “melampiaskan” kejenuhan atau tekanan tersebut
sehingga tetap berada dalam koridor Islam.
Mari kita lihat fenomena yang terjadi di sekitar kita. Jika seseorang
mengalami kejenuhan maka apa yang ia lakukan? Atau tidak usah pada fenomena
yang ada, kita lihat saja pada diri kita masing-masing. Termasuk diri saya,
saya kira saya juga masih sering lalai dalam menghadapi hal seperti ini. oleh
karena itu coretan sederhana ini sebenarnya saya ingin tegaskan pada diri saya
pribadi.
Ketika kita mengalami kejenuhan, maka kata yang paling sering saya
atau yang mungkin Anda dengar adalah istilah refreshing, menyegarkan kembali. Secara umum refreshing dilakukan dengan jalan-jalan atau tamasysya ke suatu tempat yang dianggap mampu meberikan hiburan. Namun
dalam makna yang lebih luas refreshing
bisa difahami sebagaiman arti katanyanya yaitu membuat fresh (segar) kembali. Meski tidak harus
dilakukan dengan jalan-jalan.
Saya kira refreshing sebenarnya tidak ada masalah sama sekali bagi seorang
muslim, tergantung bagaimana ia melakukannya. Karena segala sesuatu yang
dilakukan untuk menghilangkan kepenatan bisa dikatakan sebagai refreshing. Contoh sederhana, seorang penulis muslim yang
lama di depan komputer bermain-main merangkai kata-kata sekali-kali pasti ia
merasa jenuh, lelah, atau kehabisan ide. Maka untuk merefresh badan dan pikiran ia mungkin akan mendengarakan lagu, menonton
film, membaca buku, atau pergi ke suatu tempat yang ia anggap dapat membuat ia
rileks.
Nah, pada saat mendengarkan lagu, menonton film, membaca buku, atau
pergi ke suatu tempat itu lah yang perlu mendapat perhatian. Lagu apa yang
didengarkan, film apa yang ditonton, buku apa yang dibaca, ke mana ia pergi? Maka
seorang muslim harus pintar memanage dirinya
dalam menghadapi kepenatan, kebosanan, atau tekanan pekerjaan. Jangan sampai apa
yang ia lakukan malah menjadikannya menjadi semakin lalai atau bahkan jauh dari
Allah Swt.
Dalam mendengarkan lagu misalnya. Maka hendaklah ia mendengarkan lagu
yang benar-benar dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT seperti
mendengarkan nasyid yang bisa menjadikannya semakin bersemangat, atau paling
minimal mungkin ia bisa mendengarkan lagu religi seperti Opick, Raihan, Uje dan
yang sejenisnya sehingga ia bisa menghayati isinya. Syukur kalau ia
mendengarkan MP3 Al-Qur’an. Bukan malah sebaliknya, mendengarkan lagu yang
dapat menjauhakan dirinya dari Allah misalnya lagu yang bergenre dangdut
seperti lagu Iwak Peyek, Alamat Palsu, Cinta Satu Malam dan yang sejenisnya
sehingga ia juga bisa jingkrak-jingkrak
sambil menyetel lagu yang sedang didengarkan. Maka pada saat itulah ia
benar-benar dalam keadaan stress.
Contoh lain adalah menonton film, maka hendaklah seorang muslim menonton
film dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT seperti seperti Umar Mukhtar,
Al-Fatih, Ar-Risalah dan yang sejenisnya atau yang sederhana seperti keajaiban
alam semesta, Keseharian Nabi, Ya Bunayya sehingga bisa meningkatkan keimanan. Bukan
film lain yang dapat menjadikannya lalai apalagi sampai menonton film “lucah”. Ketika
ia melakukan itu maka pada saat itulah ia sedang dalam keadaan stress.
Jika refreshing dilampiaskan
dengan membaca, maka hendaklah ia membaca buku-buku yang bisa menjadi santapan
rohani dan keilmuannya sehingga bisa mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya.
Minimal membaca catatan ini. dari bacaan juga bisa bisa menghadirkan inspirasi
untuk menulis. Jadi jenuh atau penat itu bukan penghalang untuk menulis tapi bisa
menjadi sumber inspirasi seperti apa yang sedang saya lakukan ini, menulis
sebuah catatan. Asalkan tidak membaca atau membuat tulisan yang dapat
menyesatkan.
Dan yang paling banyak dilakukan masyarakat kita ketika merasa jenuh,
bosan, atau depresi adalah pergi ke suatu tempat yang dianggap bisa memberikan
ketenangan. Seorang muslim yang baik hendaklah ia memilih tempat yang baik
ketika ia hendak pergi ke suatu tempat yang dianggap bisa menenangkan pikiran. Misalnya
pergi bersilaturrahmi ke tetangga atau saudara, pergi ke makam orang tua sambil
membacakan doa untuknya atau ke orang-orang sholeh dan para syuhada sehingga
kita bisa menjadi salah satu penerus perjuangan beliau. Jangan samapai kita
pergi ke tempat-tempat maksiat sehingga kita semakin jauh dari Allah SWT. Karena
ketika pergi ke tempat tersebut maka bukan ketenangan yang hadir tapi
kegundahan.
Di dalam Islam, ada istilah jalan-jalan yang sering dipergunakan yaitu
rihlah, pergi ke suatu tempat dengan
tujuan bersenang-senang. Namun rihlah pada umumnya tidaklah sebatas bersenang-senang
tapi menyaksikan pemandangan alam melihat kebesaran Allah SWT sehingga
bertambah keimanan dan ketaqwaan seorang muslim. Dalam rihlah pun biasanya
diisi dengan kajian-kajian dan kegiatan-kegiatan yang bisa meningkatkan
spiritual seorang muslim.
Sebagai penutup catatan ini, izinkan saya mengingatkan kita firman
Allah SWT dan Hadits Rasulullah yang
bisa diamalkan ketika kita sedang merasa jenuh, bosan, gundah, depresi, galau
atau stress. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’du: 28, “Ketahuilah
hanya dengan berdzikir kepada Allah hati menjadi tenang.” Dalam salah
satu hadis Rasulullah Saw, beliau pernah bersabda, ''Ketahuilah bahwa sesungguhnya dzikir itu akan menenangkan hati.
Sebaik-baik dzikir adalah dengan membaca Laa Ilaha Illallah”. (HR Baihaqi, Hakim, Ibnu Hibban, Ibnu Majah,
Nasa’i dan Tirmidzi). Oleh karena itu, ketika kita melakukan refreshing dalam
bentuk apapun, hendaklah itu semua dalam rangka dzikir kepada Allah SWT
sehingga kita tidak termasuk muslim yang stress. Wallahu A’lam.
Sabtu,
01 Juni 2013
Mranggen,
21.45 Wib
makasih atas inspirasinya untuk bertukar akan kejenuhan............ semoga kita selalu muslim yang dalam keridhaan Allah
BalasHapusAmiin...
BalasHapus