Jum’at (28/03/2014) merupakan latihan terakhirku untuk nyetir mobil di kursus stir mobil “ANGKASA”. Di kali yang keempat ini aku latihan selama 2 (dua) jam berturut-turut mulai dari jam 13.00 WIB – jam 15.00 WIB. Berbeda dari biasanya yang hanya satu jam – satu jam. Di pertemuan yang keempat, aku dijadwalkan ketemu lagi dengan Pak Bambang yang pernah melatih di kali pertama. Masih sama seperti yang sebelum-sebelumnya, aku masih tetap ditemani istri tercinta, Anny Riwayati yang selelu setia menemani.
Di awal latihan, aku diajari beberapa tekhink yang sangat bermanfaat untuk diaplikasikan ketika mengendarai mobil, yaitu teknik mundur lurus, parkir, memasukkan mobil ke garasi, dan berhengti di tanjakan. Latihan ini memang aku tunggu-tunggu dari kemarin, karena hal tersebut pasti akan selalu dilakukan oleh sang pengemudi. Latihan dilakukan di sekitar kampus Undip.
Untuk mundur lurus, kita harus benar-benar jeli dalam memperhatikan kaca spion sehingga bisa mundur atau parkir dengan sempurna. Harus benar benar bisa mengukur kapan saat nikung ketika parkir apalagi ketika parkir mundur. Selain itu, yang sangat penting untuk diperhatikan adalah kesabaran, tidak boleh terburu-buru apalagi bagi pemula. Ketika parkir harus parkir dengan sepelan mungkin biar tidak nabrak pembatas. Sedangkan untuk berhenti di tanjakan, ternyata tidak sulit. Pertama-tama yang harus dilakukan adalah dengan menginjak kopling dengan penuh kemudian rem agar tidak mundur. Saat hendak mulai maju kembali, maka kopling dilepas pelan-pelan sampai terasa ada getaran (setengah kopling) kemudian melepas rem sambil mulai ngegas pelan-pelan dan mulai maju.
Setelah selesai latihan tersebut kami beranjak ke luar. Kali ini kami latihan agak sedikit jauh yaitu ke wilayah ungaran yang sudah berada di Kabupaten Semarang. Namun sebelum beranjak, kami isi bensin terlebih dahulu di pom bensin Undip. Ternyata dalam pengisian bensin pun memiliki teknik khusus. Berhenti terlebih dahulu dengan keadaan netral dan di rem tangan. Kemudian membuka pintu sedikit dan membuka panel pembuka tangki yang berada di samping kanan bawah kursi supir. Caranya dengan ditarik sehingga pintu penutup tangki terbuka dan sang pengisi bensin akan mengisi sendiri tanpa harus turun ke luar. Kemudian tutup pintu kembali dan jangan lupa bayar sebelum beranjak.
Seperti yang saya sampaikan tadi bahwa rute yang akan ditempuh kali ini adalah menuju Ungaran. Di awal-awal aku agak kesulitan di sekitar Ngesrep karena jalannya yang super macet. Agar perjalanan agak cepat, aku masih dibantu Pak Bambang untuk mengendalikan stir sehingga bisa melewati kemacetan dan masuk ke jalan raya.
Alhamdulillah ketika masuk ke jalan raya terasa agak lega karena jalanan yang agak lebar dan tidak terlalu macet sehingga aku bisa ngeber gas sedikit demi sedikit. Selama perjalanan cukup banyak pelajaran yang aku terima, mulai dari mengambil posisi yang sebaiknya di posisi sebelah kanan, bagaimana menyikapi den mengukur kalau ada orang atau kendaraan yang melintas dan bagaiman kita memotong jalan. Kali ini rasanya agak beda, benar-benar terasa seperti perjalanan ke luar kota apalagi di kanan kiri banyak berpapasan dengan bis atau truk-truk besar. Kecepatan mobil yang aku supiri juga sudah mulai menambah sampai kecepatan 60 km/jam bahkan lebih terutama di jalan yang agak sepi dan lebar. Sesekali aku mendahului kendaraan yang agak lambat.
Selama perjalanan, kami tidak selamanya melewati jalan yang sepi dan lebar. Apalagi ketika pulang yang melewati jalan yang agak sempit karena kami melewati jalur yang berbeda. Muter melewati perkamupngan yang berada di sekitar Kampus Undaris dan masuk kembali lewat Gedawang dan Mulawarman yang berada di sekitar banyumanik. Sesekali Pak Bambang masih mengingatkan bahwa aku masih terlalu ke kiri. Ya memang untuk bisa pas kanan – kiri harus butuh banyak latihan dan praktek sehingga lebih lancar lagi.
Di akhir latihan aku sedikit dievaluasi sama Pak Bambang tentang hasil latihan aku selama 4 kali pertemuan ini. Bahwa aku memilki perkembangan yang cukup baik namun masih perlu tetap latihan agar semakin lancar, dan yang terpenting adalah kesabaran dan insting untuk bisa ngukur kanan-kiri sehingga mobil tetap berada di jalurnya. Aku juga meminta masukan dari istri tersayang yang setia menunggu di belakang. Komentar pertama yang di sampaikan adalah bahwa kali ini dia sudah bisa ketiduran di belakang, namun ya sama seperti yang di samapaikan Pak Bambang terutama dalam memperhatikan yang sebelah kiri agar tidak mengenai benda-benda yang tidak bergerak.
Al-hamdulillah latihanku telah selesai. Sebenarnya ingin ditambah lagi biar makin lancar. Namun karena uang di kantong yang terbatas, aku cukupkan dulu sampai sekian. Insya Allah kalau sudah punya mobil bisa dilancari lagi, yang penting teknik-teknik mengemudi sudah cukup banyak, tinggal melancarkan saja. Kalau ada rezeki insya Allah aku mau latihan lagi dan pada saatnya nanti istri tersayang juga akan ikut latihan. Terima kasih kepada kursus stir “ANGKASA” dan para instruktornya yang telah member bimbingan. Terim kasih juga buat istriku tersayang yang setia menemani.
Ds Purwosari - Kendal, 29 Maret 2014
Pkl. 06.11 Wib
0 Comments:
Posting Komentar