Menulis dengan Hati, Menyeru dengan Hikmah

~ InspirAzis ~

Menulis dengan Hati, Menyeru dengan Hikmah

At Villa Putri Cisarua with The Big Family of Kuttab Al-Fatih



Jum'at (17/05) sekitar pukul 16.00 Wib, saya bersama rombongan Kuttab Al-Fatih meluncur ke daerah Cisarua Bogor – Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan rihlah guru-guru Kuttab Al-Fatih dengan tema Rihlah Menambah Taqwa. Artinya rihlah yang tujuan utama bukan untuk rekereasi namun untuk mencari ilmu sehiungga bisa meningkatkan keimanan serta ketakwaan para guru. Dengan demikian, nilai keilmuan para asatidz yang berbasis iman dan taqwa ini bisa ditularkan kepada segenap santri Kuttab Al-Fatih. Insya Allah rihlah ini akan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari yaitu sampai hari Ahad, 19 Mei 2013 di mana saya merupakan perwakilan dari Kuttab Al-Fatih Cabang Semarang.

Perjalanan ke Bogor ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang berangkat dengan menggunakan sepeda motor yaitu para guru ikhwan, dan kelompok yang berangkat dengan menggunakan mobil yang didominsai oleh para ustadzah. Menjelang mau berangkat, tiba-tiba Depok diguyur hujan lebat. Namun rencana perjalanan tidak tertunda karena hujan, apalagi hujan itu sebanarnya rahmat dan berkah tersendiri bagi makhluk  ciptaan Allah terutama manusia.

Akhirnya perjalanan dimulai sekitar pukul 16.30 Wib. Karena masih ada mobil yang kosong, jadi saya milih naik mobil bersama Ustadz Hasan, salah satu guru Kuttab Al-Fatih Depok dan beberapa ustadzah. Perjalanan menuju bogor membutuhkan waktu lebih dari  2 jam. Apalagi sepanjang perjalanan hujan, juga macet. Akhirnya sekitar jam 19.00 Wib, saya bersama rombongan tiba di Villa Putri, Cisarua Bogor.

Setiba di villa, teman-teman langusng melaksanakan ibadah shalat Maghrib dan Isya dilanjutkan dengan makan malam. Suasana di villa cukup dingin hingga menusuk tulang. Untung kita-kita bawa jaket sehingga cukup menghangatkan badan. Apalagi teman-teman yang tadi naik sepeda motor, tentu rasanya sangat dingin. Ingin rasanya tidur, tapi pada malam harinya ada kajian bersama Ust. Muhaimin Iqbal, Ketua Yayasan Al-Fatih Pilar Peradaban, sehingga harus bersabar sejenak untuk beranjak ke pulau impian.

Kajian bersama Ust. Muhaimin dimulai sekitar jam 20.00 wib hingga jam 22.00 wib. Materi yang dibawakan adalah seputar Quantum Iman, bagaimana kita menyelesaikan problematika masyarakat melalui Iman yang kita miliki. Keyakinan penuh terhadap Al-Quran yang dimliki oleh umat Islam merupakan modal utama dalam memecahkan kebuntuan manusia dengan segenap permasalahannya.

Sayang, kita selama ini yang mengaku beriman terhadap Al-Quran tapi hampir tidak pernah melaksanakan kandungan yang ada di dalamnya sebagai solusi. Padahal di dalamnya terdapat petunjuk dan penjelasan bagi segenap manusia, tidak hanya bagi umat Islam.

Hal sederhana yang dijelaskan oleh Ust. Muhaimin misalkan pada permasalahan pertanian. Kita ketahui bahwa mentri Pertanian kita saat ini adalah seorang Ustadz yang berasal dari partai yang berbasis Islam. Tapi pernahkah beliau mentadabburi Al-Quran untuk diterapkan menyelesaikan masalah pertanian. Wallahu a'lam, hanya beliau dan Allah swt yang tahu. Tapi yang jelas bahwa dalam Al-Quran terdapat banyak konsep tentang pertanian.

Di antaranya adalah bahwa dalam Al-Quran, kita dianjurkan untuk menanam tanaman yang kita jadikan sebagai makanan pokok. Selain itu, dalam konsep pertanian juga ada yang dikenal dengan tanaman pokok/yang diunggulkan dan tanaman pendamping.  Di mana dalam Al-Quran tanaman yang diunggulkan adalah kurma dan tanaman pendamping antara lain adalah anggur, zaitun, dan delima. Dengan komposisi seperti itu maka tanah-tanah pertanian bisa lebih efektif dan hasilnya juga akan lebih maksimal. Oleh karena itu, salah satu proyek yang harus kita kembangkan adalah teknologi pertanian yang dapat membuat kurma tumbuh di Indonesia yang mana hal ini juga bisa menjadi solusi bagi masalah pangan. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia.

Kaitannya dengan Kuttab adalah bahwa di kuttab sejak dini anak diajarkan tentang keimanan dan melatih mereka menggunakan Al-Quran sebagai solusi untuk menyelasaikan masalah yang mereka hadapi. Sehingga hal ini akan menjadi kebiasaan ketika mereka dewasa kelak. Setelah lulus kuttab, anak akan diarahkan pada pengetahuan-pengetahuan yang sifatnya berupa skil sehingga ketika usia dewasa anak sudah bisa mandiri dengan menerapkan keahlian yang mereka miliki. Di mana salah satu yang sedang dikembangkan di madrasah kuttab yaitu mempelajari bioteknologi kurma sehingga bisa tumbuh di Indonesia.

Hal ini tidak lah mustahil. Kita tidak selayaknya mengatakan bahwa kurma adalah tumbuhan padang pasir. Apalagi Al-Quran sifatnya universal, di dalamnya banyak ayat yang nemberi penjelasan tentang kurma, dan Al-Quran tidaklah dikhususkan bagi mereka yang tinggal di padang pasir saja. Kita coba lihat kelapa sawit. Tumbuhan yang asalnya bukan dari Indonesia, tapi bisa tumbuh subur di Indonesia bahkan Indonesia menjadi negara yang memiliki perkebunan kelapa sawit terluas di dunia.

Konon, orang yang pertama mengembangkan kelapa sawit adalah orang yang dulu pernah meneliti tentang pengembangan kurma di iklim tropis. Hanya saja hasil penelitiannya diterapkan pada kelapa sawit dan berhasil. Dan hari ini setelah beliau mendengar kuttab ingin mengemabngkan kurma di Indonesia, beliau langsung terkejut dan akan mencoba meneliti lagi tentang bagaimana menanam kurma di Indonesia.

Wah, tulisan ini sudah sampai ke mana-mana. Yang mana pada awalnya saya hanya ingin bercerita tentang pengalaman pertama di Cisarua dalam rangka rihlah bersama keluarga besar Kuttab Al-Fatih. Semoga rihlah ini menjadi berkah buat kuttab Kuttab Al-Fatih secara khusus, serta umat manusia secara umum terutama umat muslim. Di akhir catatan ini saya ingin menyamapaikan sebuah hadits Rasulullah, “Jika hari kiamat tiba, sedang ditangan seorang di antara kalian terdapat bibit kurma, jika ia mampu untuk tidak berdiri sampai ia menanamnya, maka lakukanlah.” (HR. Ahmad) ".

Wallahu A'lam.
Share:

1 Comments:

  1. Tulisan antum seperti flash back dari diskusi kita pada hari minggu kemarin akh?

    BalasHapus