Menulis dengan Hati, Menyeru dengan Hikmah

~ InspirAzis ~

Menulis dengan Hati, Menyeru dengan Hikmah

Unsur Terpenting dalam Pendidikan (Bagian I)

Kalau Anda ditanya, hal apa yang menurut Anda penting dalam dunia pendidikan. Apa kira-kira jawaban yang terbayang dalam benak Anda. Saya yakin setiap orang pasti akan berbeda jawabannya sesuai dengan pengetahuan dan pengalamannya masing-masing, Barangkali ada yang menjawab gedung tempat belajar, tenaga pengajar, buku-buku pelajaran, alat-tulis, biaya operasional, kurikulum, sarana-prasarana, murid dan lain sebagainya. Jawaban tersebut tidak lah salah. Hanya saja saya ingin mengerucutkan pada tiga hal penting yang menurut saya harus ada dalam dunia pendidikan yaitu murid, guru, dan kurikulum.

Ketiga hal tersebut haruslah hadir dalam proses pendidikan. Salah satu saja tidak ada maka tidak akan terjadi proses pendidikan atau pengajaran. Murid harus ada, guru harus ada, juga kurikulum yang mau disampaikan pastinya juga ada. Bisa dibayangkan kalau ada guru dan materi, tetapi murid tidak ada, maka mau diajarkan kepada siapa materi tersebut. Demikian juga ketika ada guru dan murid, tetapi tidak ada materinya maka guru dan murid akan sama-sama membisu. Dan yang terakhir ada materi dan murid tetapi tidak ada guru yang mengajarkan, maka tidak akan bisa ada proses pembelajaran.

Ketiga hal tersebut juga berlaku secara umum dan luas, tidak hanya dalam proses pembelajaran seperti dalam kelas tetapi juga proses pembelajaran yang sifatnya informal. Misalnya dalam ceramah-ceramah. Tentu harus ada penceramah, orang yang diceramahi, dan materi yang mau disampaikan. Ketika tidak ada salah satu, maka tidak akan terjadi proses pembelajaran.

Berbeda dengan hal-hal yang lain, yang ketika tidak ada, proses pembelajaran masih akan tetap bisa berjalan. Sebutlah misalnya buku-buku pelajaran. Maka guru yang cerdas cukup hanya menggunakan pengetahuan yang tersimpan dalam dirinya, dia bisa memberikan pembelajaran kepada murid-muridnya. Hanya saja hari ini, di lapangan terkadang masih ada guru-guru yang ilmu tidak ada dalam dirinya, tetapi adanya hanya di buku-buku, di laptop-laptop atau di Hand Phone-nya masing-masing. Mereka tidak bisa mengajar kecuali membawa buku, laptop, atau HP. Kalau membawa buku masih dipancang cukup baik karena buku juga masih identik dengan ilmu pengetahuan. Dibandingkan dengan laptop atau HP, maka yang terbayang dalam benak sisa adalah alat kerja dan sarana komunikasi.

Misal yang lain yang juga tidak harus ada adalah gedung tempat belajar. Meskipun tidak ada gedung, proses pembelajaran pastinya masih bisa berjalan. Jangan sampai para guru tidak semangat belajar hanya karena gedung tempat belajar yang kurang megah. Sungguh kalau belajar meskipun hanya di bawah pohon pembelajaran pastinya masih tetap bisa berjalan. Dan kondisi tempat sendiri bahkan bisa menjadi pembelajaran. Karena para guru tidak boleh mengeluh hanya karena merasa tempat belajar yang kurang layak. Bahkan gedung itu sifatnya hanyalah aksesoris dalam proses pembelajaran. Tidak sedikit sekolah hari ini yang menjadikan gedung sekolah sebagai sarana promosi.

Oleh karena itu perlu dipahami tiga hal terpenting tadi yang harus ada dalam proses pembelajaran. Jika salah satu tidak ada, maka tidak akan terjadi proses pembelajaran. Hal ini bisa dianalogikan seperti halnya orang yang bertepuk sebelah tangan, pastinya tidak akan menghasilkan bunyi. Atau seperti orang yang mau menyalakan kompor sedangkan bahan bakar tidak ada, atau seperti orang yang mau menikah tapi tidak ada pengantinnya.

Namun yang juga perlu diperhatikan dalam tiga unsur tersebut adalah kualitas. Guru, kurikulum, murid harus berkualitas. Jika kualitasnya baik, maka hasil pendidikannya juga akan baik. Guru haruslah berkualitas sehingga mampu menanamkan nilai-nilai pembelajaran dengan baik kepada murid-muridnya. Kurikulum haruslah berkualitas sehingga bisa benar-benar dapat diaplikasikan, tidak membingungkan, serta memberikan manfaat kebaikan. Demikian juga murid, harus berkualitas sehingga hasil benar-benar mampu menjadi generasi gemilang dan berkualitas. Generasi yang dengan ilmunya, dia mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan tidak menjadi beban bagi masyarakat.



*Bersambung insyaAllah dengan judul yang sama, bagian 2*
Share:

0 Comments:

Posting Komentar