Menulis dengan Hati, Menyeru dengan Hikmah

~ InspirAzis ~

Menulis dengan Hati, Menyeru dengan Hikmah

KUTTAB AL-FATIH: Melahirkan Genarasi Gemilang di Usia Belia.


Seribu tahun lebih peradaban Islam menjadi guru bagi seluruh manusia seluruh wilayah di bumi. Hanya saja keadaan hari ini terbalik. Kini kita hanya menjadi murid, obyek bahkan korban peradaban ini. Tidakkah muncul pertanyaan, bagaimanakah konsep dan system pendidikan Islam di zaman kebesaran itu?

Ya, karenanya kami memunculkan kembali sesuatu yang telah sengaja dikubur itu. Muslimin bahkan sudah jarang mendengar sekedar namanya. KUTTAB, begitulah lembaga pendidikan di usia 5-12 tahun itu disebut. Tentu bukan hanya nama yang kami munculkan. Tetapi hingga konsep dan sistemnya. Berharap, hasil didiknya sama atau setidaknya mendekati. Generasi peradaban kebesaran Islam.

Sahabat mulia Jundub bin Abdullah radhiallahu’anhu mengungkap dengan sangat terang tentang substansi pendidikan Nabi, “Kami belajar Iman sebelum kami belajar Al-Qur’an. Ketika kami belajar Al-Qur’an maka Iman kami semakin bertambah.” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al-Albani).

Inilah jawaban atas kegundahan kita akan upaya yang belum kunjung dapat menghadirkan hasil yang maksimal. Ada yang perlu kita coba. Ada yang perlu kita benahi. Iman bukan suatu yang abstrak. Memang benar dimulai dari hati, tetapi secara aplikasi dapat dirasakan. Bukankah kebersihan bukti iman. Bakti orang tua bukti iman. Meringankan beban orang lain bukti iman.

Imam Al-Baihaqi, seorang ulama hadits (w: 458 H) mengumpulkan 77 aplikasi Iman dalam Al-Jami’ li Syu’abil Iman, mencakup 10.756 hadits. Salah satu kurikulum agung bagi pendidikan Islam.

Al-Qur’an bekerja dengan cara yang sangat dahsyat dalam diri generasi. Kandungannya adalah petunjuk dan panduan seluruh ilmu yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Maka lahirlah Asy-Syafi’I, An-Nawawi, Ibnu Hajar, Ibnu Khaldun, Al-Biruni, Al-Khawarizmi, Umar bin Abdul Aziz, Muhammad Al-Fatih. Ulama, ilmuwan, pemimpin, yang rata-rata hafal Al-Qur’an di usia 10 tahun dan kemudian menggalinya sebagai sumber utama ilmu.

Selanjutnya, segala ilmu alat juga terus diajarkan; bahasa, teknologi informasi, keahlian hidup, keterampilan, olah fisisk, dan seterusnya.

Tentu bukan hanya ilmu teoritis. Tetapi mereka perlu disadarkan, dicoba, dilatih, dan dibiasakan.

Sebuah keutamaan kurikulum yang benar-benar menyiapkan kelahiran generasi peradaban masa depan.

Dengan semangat lahirnya kembali generasi di usia belia, kami berusaha melahirkan kembali keutuhan konsepnya. Kami menamainya KUTTAB Al-FATIH (Sang Pembuka).

Ya Allah bimbing kami …

Situs Resmi Kuttab Al-Fatih klik di SINI
Share:

0 Comments:

Posting Komentar