Menulis dengan Hati, Menyeru dengan Hikmah

~ InspirAzis ~

Menulis dengan Hati, Menyeru dengan Hikmah

SEMINAR NASIONAL: SAATNYA KEMBALI KE POLA PENDIDIKAN RASULULLAH

Semarang, 07 Maret 2015 (Sabtu), Kuttab Al-Fatih Semarang kembali menyelenggarakan seminar pendidikan bertajuk “Saatnya Kembali Ke Pola Pendidikan Rasulullah” dengan pembicara Ustadz Budi Ashari, Lc. (Pendiri dan Pembina Kuttab Al Fatih, Host program Khalifah Trans7). Acara ini terselenggara atas kerjasama Kuttab Al-Fatih Semarang dengan SAIBAH Umrah dan Haji Plus, ICMI Jawa Tengah, dan Training Organizer TPC CORPORATION. 

Acara ini diadakan di Asoka Hall, Hotel Grasia, pada pukul 08.00 WIB – 11.00 WIB dan diikuti oleh sekitar 250 orang peserta. Mereka terdiri dari orang tua santri Kuttab Al-Fatih Semarang, dan orang tua calon santri, serta delegasi dari organisasi dan lembaga pendidikan Islam yang ada di Kota Semarang dan sekitarnya. Adapun tujaun dari seminar ini adalah untuk mengkaji pola pendidikan Rasulullah yang telah menghantarkan Islam memimpin peradaban dunia lebih dari 10 abad. Di mana sejarah itu telah dikubur dalam-dalam, sehingga saat ini, Pola Pendidikan Rasulullah rasanya sangat asing. 

Tidak ada jenjang pendidikan sebelum KUTTAB dan tidak ada jenjang pendidikan setelah MADRASAH. Kesederhanaan jenjang inilah yang merupakan salah satu ciri khas Islam di segala bidang. Islam berciri mudah, sederhana, efektif dengan segala hasil yang dahsyat. KUTTAB merupakan lembaga pendidikan untuk anak usia 5-12 tahun, dan MADRASAH - jenjang setelah KUTTAB- inilah yang merupakan jenjang terakhir dalam pendidikan Islam. Itu artinya Madrasah adalah jenjang yang setara dengan MTs, MA, dan Universitas. 

Kurikulum Kuttab mendasarkan pada hadis Rasulullah yang diriwayatkan dari Jundub bin Abdillah radhialllahu’anhu. Beliau mengatakan “Kami belajar iman sebelum kami belajar Al Quran, ketika kami belajar Al Quran maka iman kami semakin bertambah.” (HR. Ibnu Majah, disahihkan oleh Al Albani). Al-Qur’an bekerja dengan cara yang sangat dahsyat dalam diri generasi. Kandungannya adalah petunjuk dan panduan seluruh ilmu yang bermanfaat bagi perdaban manusia. Produk hasil kurikulum tersebut adalah adalah orang-orang besar seperti Imam Syafi’I, Imam Nawawi, Al Khawarizmi, Umar bin Abdul Aziz, dan Muhammad Al Fatih. Rata-rata mereka telah hafal Al Quran di usia 10 tahun. 

Dengan semangat lahirnya kembali generasi yang gemilang di usia belia, kami berusaha melahirkan kembali keutuhan konsepnya. Ya Allah, bimbinglah kami…
Share:

0 Comments:

Posting Komentar