Di antara para santri |
Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Rabu tanggal 1 Januri 2014, aku mendapat telpon dari seorang teman yang bekerja di Koran Jawa Pos Radar Semarang, namanya Ahmad Fashal. Beliau sedang mencari profil seorang guru untuk diangkat di pada rubrik Sang Guru pada Koran tersebut. Tidak disangka ternyata aku yang menjadi nara sumber.
Lebih kurang setengah jam dia mengajukan beberapa pertanyaan seputar kegiatanku di Kuttab Al-Fatih Semarang, Wajar saja aku yang diangkat karena di kuttab aku diamanahi sebagai kepala kuttab yang mungkin dianggap lebih tahu tentang kuttab. Cukup banyak penjelasan yang aku berikan seputar konsep dan kegiatan sehari-hari di Kuttab Al-Fatih Semarang yang bisa dibilang jauh berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Salah satunya adalah seputar kurikulum yang jelas berbeda dengan sekolah formal yang banyak kita temukan di masyarakan bahkan sekolah Islam.
Kuttab memang disetarakan dengan TK dan SD dari sisi usia, di mana usia santri di sini dimulai dari 5 sampai dengan 12 tahun. Namun kurikulum kita berbeda di mana di kuttab hanya mengenal 2 kurikulum yaitu kurikulum Iman dan Al-Qur’an. Di mana pada tahap awwal, Iman yang diajarkan kemudian Al-Qur’an, setelah belajar Al-Qur’an maka bertambahlah iman anak.
Tahapan ini dilakukan bukan tanpa dasar tapi karena seperti itulah para sahabat belajar dari Rasulullah Muhammad SAW. Di mana konsep pendidikan tersebut telah meluluskan alumni terbaik pemimpin dunia. Coba kita lihat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunannya melalui Jundub bin Abdillah. Jundub bin Abdillah berkata: “Kami bersama Nabi saat kami masih remaja, kami belajar IMAN sebelum AL-QUR’AN. Kemudian ketika kami belajar AL-QUR’AN bertambahlah IMAN kami” (Sunan Ibnu Majah no. 60 dishahihkan oleh Al-Albani). Dalam riwayat Ath-Thabrani di Al-Mu’jam Al-Kabir dan Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman ada tambahan kalimat Jundub: “Adapun kalian hari ini belejar Al-Qur’an sebelum Iman”.
Itu kira-kira inti dari wawancara saya dengan Ahmad Faishal, sehingga beliau menjadikannya menjadi sebuah berita yang cukup padat dan apik dengan judul “Ajarkan Al-Qur’an dan Iman, Tiru Sahabat Rasulullah”. Berita tersebut kemudian termuat pada hari Kamis tanggal 02 Januari 2014 di Koran Jawa Pos Radar Semarang pada rubrik Sang Guru.
Saya dan Kuttab AL-Fatih Semarang di Jawa Pos |
0 Comments:
Posting Komentar