Tidak terasa sudah sembilan tahun aku tinggal di Semarang sejak pertama sekali menginjakkan kaki di Kota Atlas ini pada bulan September 2005 silam. Sudah terlalu lama rasanya aku jauh dari keluarga. Sungguh dulu tujuan utamaku ke Semarang adalah untuk melanjutkan pengembaraan ilmu setelah menyelesaikan pendidikan di MA Darularafah, Deli Serdang - Sumatera Utara. Alhamudlillah apa yang aku tuju dulu sudah tercapai bahkan melebihi dari yang aku inginkan. Sekarang aku telah menyelesaikan pendidikan S2 Ilmu Lingkungan di Universitas Diponegoro, Semarang. Selain itu aku juga telah menikah dan memiliki pekerjaan yang cukup di Semarang.
Namun,
akhir-akhir ini aku sedikit agak bimbang memikirkan apa yang harus aku
putuskan, antara tetap di Semarang atau kembali ke Medan. Sebelumnya aku
tidak pernah berfikir untuk bekerja dan menikah di Semarang, tapi
ternyata taqdir berkata lain. Tapi, aku tentu tidak bisa mengabaikan
keluarga dan tujuanku. Tujuanku dulu hanyalah menuntut ilmu. Kalau sudah
selesai berarti saatnya kembali.
Tapi
sekarang kondisinya tidak semudah itu. Aku sekarang sudah memiliki
istri orang semarang yang tentu harus juga dirundingkan dengan keluarga
yang ada di sini. Di samping itu, aku juga telah bekerja di lembaga
pendidikan yang tidak mungkin ditinggal begitu saja. Apalagi aku
memiliki amanah yang cukup fital di lembaga tersebut yaitu sebagai
kepala.
Akhir-akhir
ini tarikan untuk kembali ke Medan cukup kuat. Keluarga khususnya kedua
orang tua sering menanyakan tentang kepulangan saya ke Medan. Dan ayah
khususnya semakin semakin sering meminta saya untuk pulang. Terutama
dalam satu bulan ini, setelah kemarin aku mengalami kecelakaan dan patah
tulang. Qadarullah ternyata beberapa hari sebelumnya ayah juga
mengalami kecelakaan. Untuk kondisiku sendiri pada saat ini sudah
membaik meski belum sembuh total. Namun kondisi ayah masih belum pulih
dan katanya sulit untuk jalan. Karena itu aku sangat ingin segera pulang
untuk merawat orang tua, khususnya ayah yang sekarang dalam kondisi
yang kurang sehat dan usianya yang sudah sepuh yaitu lebih 80 tahun.
Demikian juga ibu yang sudah berusia 70 tahun lebih.
Namun
di Semarang juga tidak bisa ditinggal begitu saja. Selain masalah
pekerjaan, istriku juga masih dalam pengerjaan tesisinya di Magistrer
Ilmu Administrasi Publik, Universitas Diponegoro dan dia juga salah satu
karyawan di tempatke bekerja. Aku akan berusaha menyelesaikan urusan
ini semua. Menyelasikan urusan pekerjaan dan perkuliahan istriku sampai
segalanya benar-benar siap. Istri selesai kuliah dan ada yang siap
menggantikan kami di kantor.
Aku
hanya berdoa memohon kepada Allah semoga Dia memudahkan segala urusan
dan memberi kesehatan serta umur yang penjang sehingga bisa segera
kembali ke Medan dan berbakti kepada keluarga, khususnya orang tua.
Amiin...
Semarang, 17 Oktober 2014.
0 Comments:
Posting Komentar